
27 Okt 2025
Strategi

Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam Forex. Untuk menjadi trader yang sukses, Anda perlu memahami analisis teknis. Sebagian besar dari ini adalah mempelajari indikator teknis.
MACD, RSI, atau Stochastic sebenarnya tidak serumit namanya. Dalam artikel ini, kami akan membantu Anda memahami cara kerja beberapa indikator teknis paling populer dan cara indikator ini dapat membantu Anda.

Indikator Forex yang paling populer didasarkan pada data harga. Indikator ini memperhitungkan volume, volume tick, atau informasi lain tergantung pada pasar dan perangkat lunak trading.
Indikator teknis terbaik untuk trader Forex
Setiap pasar bergerak berbeda-beda. Indikator yang Anda gunakan harus cocok dengan lingkungan pasar agar tidak tertipu sinyal palsu.
Pasar Trending (moving average, MACD, ADX, dan Ichimoku): Saat pasar sedang tren ke satu arah, bergerak naik atau turun dengan momentum, Anda membutuhkan indikator yang membantu Anda tetap mengikuti pergerakan tanpa keluar terlalu awal. Moving average menghaluskan pergerakan harga dan menunjukkan arah tren. MACD dan ADX memberikan konfirmasi bahwa tren tersebut memiliki kekuatan.
Pasar Sideways (RSI, Stochastic RSI, Bollinger Bands): Terkadang harga hanya berfluktuasi di antara level support dan resistance, tanpa pernah menembus keduanya. Oscillator, seperti RSI dan Stochastic RSI, memberi Anda sinyal ketika harga telah naik atau turun terlalu jauh, sedangkan Bollinger Bands menunjukkan batas-batas rentang harga.
Pasar Fluktuatif (ATR, Bollinger Bands): Ketika pasar bergerak naik turun dengan cepat, kelola risiko. ATR (Average True Range) memberi gambaran seberapa besar harga bergerak secara rata‑rata. Bollinger Bands melebar dan menyempit sesuai volatilitas, membantu Anda mendeteksi ketika pasar mulai “memanas”.
| Jenis pasar | Indikator | Fungsinya |
| Trending | MA, MACD, ADX, Ichimoku | Mengikuti dan mengonfirmasi tren |
| Sideways | RSI, Stochastic RSI, Bollinger Bands | Mendeteksi pembalikan di support atau resistance |
| Fluktuatif | ATR, Bollinger Bands | Menyesuaikan level stop dan target profit |
Moving average (MA) membantu mengidentifikasi dan mengikuti tren. MA adalah garis yang menunjukkan nilai rata‑rata harga selama periode waktu yang dipilih. MA tidak memprediksi harga masa depan, melainkan menggambarkan arah pasar saat ini. MA menghaluskan volatilitas dan menghilangkan kebisingan agar Anda bisa fokus pada tren utama, bukan koreksi sementara. Suatu tren dianggap bullish ketika harga pasangan mata uang berada di atas MA, dan bearish ketika harga berada di bawah MA.
Kelebihan:
Menentukan arah tren.
Mendeteksi pembalikan tren.
Menunjukkan level support/resistance potensial.
Kekurangan:
Tip:
Empat jenis moving average adalah: simple (SMA), exponential (EMA), linear weighted, dan smoothed. EMA memberi bobot lebih pada harga terbaru sehingga bereaksi lebih cepat. SMA menghaluskan kebisingan dan memberi gambaran jangka panjang yang lebih jelas.

Default: SMA/EMA periode 20, 50, 100, 200.
MA lebih pendek (10–20) berguna untuk trading intraday, tetapi menghasilkan lebih banyak sinyal palsu.
MA lebih panjang (100–200) pada grafik harian atau mingguan membantu mengurangi kebisingan.
Kesalahan umum: memakai terlalu banyak MA di satu grafik sehingga membingungkan
Relative Strength Index (RSI) adalah indikator momentum yang menunjukkan seberapa cepat harga bergerak dan jika harga sudah terlalu tertekan ke satu arah. Saat RSI memasuki area ekstrem, itu sering menandakan pasar berpotensi mengalami jeda atau pembalikan.
RSI di atas 70 menunjukkan kondisi overbought: pembeli dapat take profit di sini sehingga harga berpotensi turun.
RSI di bawah 30 menunjukkan kondisi oversold: penjual bisa kehabisan tenaga sehingga harga berpotensi memantul.
Divergensi: jika harga membuat high baru, tetapi RSI membuat lower high, momentum melemah dan kemungkinan pembalikan dapat terjadi. Prinsip yang sama berlaku sebaliknya saat tren turun.

Default: RSI periode 14
Level klasik: 70/30. Pada tren kuat, perlebar ke 80/20
Terbaik pada grafik H1 hingga harian
Grafik M5–M15 biasanya terlalu bising
Kesalahan umum: membuka posisi short saat RSI > 70 atau long saat RSI < 30 tanpa memperhatikan konteks tren
Kelebihan:
Mudah dibaca: garis yang bergerak antara 0 dan 100
Berguna untuk mendeteksi pembalikan dan titik exhaustion
Dapat dipadukan dengan indikator tren, seperti moving average
Kekurangan:
Di tren kuat, RSI bisa tetap berada di zona overbought atau oversold dalam jangka waktu panjang. Banyak trader sering kali masuk terlalu dini.
Kesimpulan RSI memberi gambaran cepat tentang momentum dan kemungkinan titik balik. Gunakan untuk memfilter entri dan exit, tetapi selalu konfirmasikan dengan alat lain, seperti indikator volatilitas atau tren.
Stochastic Oscillator adalah alat momentum yang melihat posisi harga penutupan relatif terhadap high dan low di periode terakhir. Ini memberi sinyal awal kemungkinan pembalikan lewat pembacaan overbought/oversold dan crossover.
Cara membacanya:
Jika nilai di atas 80, pasar sedang overbought. Pergerakan naik kemungkinan mulai kehilangan tenaga.
Jika nilai di bawah 20, pasar sedang oversold. Saat ini, tekanan jual mungkin sudah selesai.
Perhatikan crossover. Ketika garis cepat (%K) melintas ke bawah garis lambat (%D) di zona overbought, itu bisa menandakan sinyal jual. Sebaliknya, ketika %K melintas ke atas %D di zona oversold, itu bisa menjadi sinyal beli.

Default: 5,3,3 (%K dan %D)
Overbought di atas 80, oversold di bawah 20
Paling baik pada grafik M15 hingga H4 untuk timing pembalikan
Kelebihan:
Bereaksi cepat terhadap perubahan momentum
Berguna untuk mendeteksi pembalikan jangka pendek
Berfungsi dengan baik di pasar sideways atau range-bound
Kekurangan:
Dapat menghasilkan sinyal palsu saat tren kuat
Memerlukan konfirmasi dari alat lain untuk menghindari whipsaw (sinyal bolak‑balik yang menyesatkan)
Bollinger Bands adalah tiga garis MA yang membantu mengukur volatilitas pasar. Garis tengah biasanya berupa SMA 20 periode yang menunjukkan arah tren. Garis atas dan bawah (pita volatilitas) berada pada dua standar deviasi di atas dan di bawah garis tengah. Harga cenderung berputar‑putar di sekitar garis tengah. Ketika pita luar melebar, volatilitas pasar meningkat, dan sebaliknya. Periode volatilitas tinggi dan rendah sering bergantian sehingga penyempitan pita sering kali menandakan bahwa volatilitas akan meningkat tajam.
Kelebihan:
Kekurangan:
Kurang berguna pada pasar yang sedang tren
Perlu konfirmasi dari indikator lain
Cara membacanya:
Semakin dekat harga ke pita atas, aset tersebut semakin overbought. Biasanya kenaikan melambat lalu berbalik.Pergerakan di atas pita atas atau di bawah pita bawah harus dibaca menurut konteks pasar: Dalam kondisi sideways, sentuhan pita sering menandakan kelelahan dan potensi pembalikan. Dalam tren kuat, harga bisa “mengikuti” pita (walk the band) dan penembusan pita bisa mengonfirmasi kelanjutan tren. Selalu konfirmasikan dengan filter tren atau alat momentum sebelum mengambil keputusan.

Default: SMA 20 periode dengan 2 standar deviasi
Paling efektif pada kerangka waktu H1 hingga harian. Kerangka waktu sangat rendah sering menghasilkan "fakeout"
Kesalahan umum: menganggap setiap sentuhan pita sebagai sinyal pembalikan
3. ATR
Average True Range (ATR) mengukur volatilitas. Ini memberi tahu kita seberapa besar pasar biasanya bergerak dalam periode tertentu. Trader sering memakai ATR untuk menetapkan stop dan mengelola risiko karena nilainya menyesuaikan diri secara otomatis saat pasar menjadi lebih sibuk atau lebih tenang. Untuk setiap bar, ATR mengambil nilai terbesar dari tiga perhitungan: high dikurangi low hari ini, high hari ini dikurangi close kemarin, atau close kemarin dikurangi low hari ini. Nilai “true range” itu lalu dirata‑rata selama sejumlah periode, umumnya 14. ATR hanya fokus pada volatilitas, yaitu lebar ayunan harga, bukan arah pergerakan.
Cara membacanya
Jika ATR naik, ayunan harga membesar. Jika ATR turun, pasar menjadi lebih tenang.
ATR membantu menghindari stop yang terlalu ketat. Jika ATR menunjukkan 50 pip pada EURUSD, stop 10 pip kemungkinan besar terambil oleh kebisingan. Menggunakan 1–2× ATR untuk menentukan jarak stop biasanya lebih aman.
Aturan praktis cepat adalah pembacaan di atas 25 umumnya menunjukkan kondisi tren kuat. Nilai di bawah 25 biasanya berarti pasar lemah atau datar.
Tip & pengaturan kerangka waktu
Default: 14 periode
Dapat digunakan di semua kerangka waktu
Paling efektif bila digabung dengan alat tren. Misalnya pada tren naik, ATR membantu menempatkan stop yang tidak mudah tersentuh oleh pullback normal.
Kelebihan:
Menyesuaikan diri secara alami dengan kondisi pasar sehingga stop dan ukuran posisi Anda ikut beradaptasi saat volatilitas berubah
Berfungsi di semua pasar dan kerangka waktu
Berbentuk garis, sehingga mudah dibaca
Kekurangan:
Pada pasar yang sangat tenang, sulit menemukan level stop yang ideal
Perlu dipakai bersama alat lain karena ATR sendiri tidak memberikan sinyal trading
MACD (moving average convergence/divergence) adalah oscillator yang mengukur kekuatan pendorong di balik pergerakan pasar. MACD membantu menunjukkan ketika pasar mulai “lelah” bergerak ke satu arah dan berpotensi butuh istirahat (koreksi). Oscillator yang mencapai level ekstrem sering kali berpotensi kembali ke rata‑rata. Koreksi ini bisa terjadi sebelum perlambatan atau pembalikan harga, meski tren kuat kadang tetap berlanjut. Selalu cari konfirmasi tambahan.
Begini caranya:
Garis MACD adalah selisih antara EMA 12-periode dan 26-periode.
Garis Sinyal adalah EMA 9-periode dari garis MACD.
Histogram adalah grafik batang yang menunjukkan jarak antara garis MACD dan garis Sinyal.
Cara membacanya:
Kenaikan/penurunan tajam: pertimbangkan jual saat batang histogram mulai mengecil setelah kenaikan besar. Pertimbangkan beli saat batang histogram mulai membesar setelah penurunan besar.
Crossover antara histogram dan garis sinyal: beli saat histogram MACD naik melewati garis sinyal. Jual saat histogram MACD turun melewati garis sinyal.
Garis nol sebagai konfirmasi tambahan: ketika MACD melintasi garis nol, ini menandakan kekuatan bullish atau bearish. Ini bisa menjadi sinyal beli saat histogram MACD naik di atas 0 dan sinyal jual saat turun di bawah 0.
Divergensi: jika harga membuat high baru, tetapi MACD turun, rally tidak dikonfirmasi oleh indikator dan berisiko berakhir. Begitu juga sebaliknya.

Default: EMA 12, EMA 26, dan EMA 9 (garis sinyal)
Paling cocok pada kerangka waktu H1 dan lebih tinggi
Sinyal cenderung bising pada kerangka waktu M1–M5
Kesalahan umum: hanya mengandalkan crossover tanpa mempertimbangkan konteks tren yang lebih luas
Kelebihan:
MACD dapat digunakan baik di pasar yang sedang tren maupun yang bergerak sideways
Jika memahami MACD, Anda akan lebih mudah mempelajari cara kerja oscillator lain
Kekurangan:
Average Directional Index (ADX) mengukur seberapa kuat sebuah tren. Indikator ini didasarkan pada dua garis lain: +DI dan –DI, yang melacak pergerakan naik dan turun harga. Garis ADX sendiri adalah rata-rata yang dihaluskan dari selisih keduanya.
Saat ADX di bawah 20, pasar cenderung lemah dan bergerak sideways.
Saat ADX naik di atas 25, tren mulai terbentuk.
Saat ADX menembus di atas 40, tren kuat dan momentum meningkat.
Jika ADX mulai turun, tren kehilangan tenaga meskipun harga masih bergerak ke arah yang sama.

Pengaturan default adalah 14 periode
Pembacaan di atas 25 menandakan adanya tren, sementara pembacaan di bawah 20 menunjukkan pasar sideways
Lebih andal di grafik H4 dan harian dibandingkan kerangka waktu lebih pendek
ADX tidak menunjukkan arah, hanya mengukur kekuatan tren
Kelebihan:
Ini membantu menyaring trading. Jika ADX di bawah 20, Anda bisa melewatkan setup lemah di pasar yang flat
Ini mengonfirmasi breakout. Jika ADX naik saat terjadi breakout, pergerakan itu kemungkinan besar valid
Kekurangan:
Ini tidak memberi tahu jika pasar bullish atau bearish, jadi kombinasikan dengan alat tren lain, seperti moving average atau MACD
Ini bisa lambat bereaksi karena memakai rata-rata yang dihaluskan
Fibonacci retracement adalah garis yang Anda tempatkan pada grafik untuk menyoroti kemungkinan area support atau resistance. Garis ini didasarkan pada rasio dari deret Fibonacci, dengan level umum, seperti 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 78,6%. Trader memperhatikan area-area ini karena harga sering berhenti atau bahkan berbalik saat menyentuhnya.
Cara menggunakan retracement:
Dalam tren naik, setelah rally kuat, level retracement dapat menunjukkan di mana pembeli mungkin masuk kembali.
Dalam tren turun, setelah selloff, level tersebut dapat menandai area di mana penjual mungkin kembali muncul.
Perhatikan level 38,2% dan 61,8%.

Extension: Setelah pullback selesai, Fibonacci extension memproyeksikan target potensial untuk pergerakan berikutnya. Level umum adalah 127,2%, 161,8%, dan 261,8%. Banyak trader menggunakan level ini sebagai zona take-profit alami saat mengikuti tren.

Default: level retracement 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, 78,6%; level extension 127,2%, 161,8%
Berfungsi di semua kerangka waktu
Lebih andal pada swing H4–Daily
Kelebihan:
Sangat mudah diterapkan
Semakin kuat jika tumpang tindih dengan sinyal lain, seperti moving average, Bollinger Bands, atau support dan resistance sebelumnya
Kekurangan:
Bersifat subjektif karena retracement Anda bergantung pada swing point yang dipilih
Tidak andal jika digunakan sendirian
Ichimoku adalah sistem trading yang menggabungkan beberapa konsep sekaligus sehingga Anda bisa melihat tren, momentum, serta support/resistance dalam satu tampilan. Komponennya terdiri dari:
Kijun-sen (garis dasar): menunjukkan tren menengah. Anggap ini sebagai titik keseimbangan pasar.
Tenkan-sen (garis konversi): menyoroti tren jangka pendek. Respons cepat dan memperlihatkan perubahan momentum terbaru.
Senkou Span A & B (awan, atau Kumo): memproyeksikan support dan resistance masa depan.
Chikou Span (garis lagging): memeriksa momentum dengan membandingkan harga saat ini terhadap level historis.
Cara membacanya:
Harga di atas awan mengindikasikan pasar bullish. Di bawah awan berarti bearish, dan di dalam awan menandakan konsolidasi.
Persilangan Tenkan-sen di atas atau di bawah Kijun-sen dapat menjadi sinyal beli atau jual.
Tepi awan bertindak sebagai support dan resistance dinamis.
Awan yang tebal menunjukkan penghalang kuat, sedangkan yang tipis mengindikasikan support/resistance yang lebih lemah.

Default: 9, 26, dan 52, berdasarkan praktik trading tradisional Jepang
Paling efektif di grafik harian dan mingguan, meski H4 juga banyak digunakan
Kesalahan umum: hanya fokus pada persilangan Tenkan/Kijun dan mengabaikan awan
Kelebihan:
Menggabungkan tren, momentum, serta support/resistance
Cocok untuk strategi trend-following dan breakout
Kekurangan:
Terlihat rumit untuk pemula
Kurang efektif di grafik yang sangat pendek
Cara menggabungkan indikator: setup siap pakai
Mengandalkan satu indikator saja bisa membuat Anda melewatkan keseluruhan gambaran. Berikut adalah beberapa cara praktis menggabungkan dua atau tiga indikator yang saling melengkapi.
Contoh 1: MA + MACD — tren dengan konfirmasi momentum Gunakan MA untuk menentukan arah umum. Lalu tunggu crossover MACD untuk mengonfirmasi entry. Ini membantu Anda menghindari trading melawan tren dan meningkatkan peluang menangkap pergerakan yang kuat.

Contoh 2: Bollinger Bands + MA — mengidentifikasi breakout Saat pita menyempit, itu sering menandakan potensi breakout. Jika harga menembus di luar pita searah dengan MA, breakout tersebut punya peluang besar untuk berlanjut.

Contoh 3: Bollinger Bands + MACD — menyaring sinyal palsu Ketika harga menyentuh pita luar, itu bisa berarti kelelahan atau kelanjutan tren. Gunakan MACD untuk memutuskan. Jika momentum melemah, berhati-hatilah. Jika momentum meningkat, breakout lebih dapat diandalkan.

Contoh 4: RSI + MACD — konfirmasi momentum
RSI menyoroti area overbought dan oversold. Crossover MACD mengonfirmasi saat momentum benar-benar berubah. Misalnya, setup beli kuat terjadi ketika RSI keluar dari zona oversold dan MACD memberi bullish crossover.

Contoh 5: Ichimoku + RSI — tren dan kelelahan
Ichimoku menentukan tren dengan menunjukkan jika harga berada di atas atau di bawah awan. RSI mengingatkan saat momentum sudah tertarik terlalu jauh. Contohnya, jika harga di atas awan, trennya bullish. Namun, jika RSI di atas 70, sebaiknya tunggu pullback sebelum entry.

Contoh 6: Stochastic + Bollinger Bands — timing pembalikan
Pita menunjukkan ekstrem harga; Stochastic menandai titik saat momentum berbalik. Contoh: harga menyentuh pita atas sementara Stochastic turun dari area overbought — sinyal short.

Contoh 7: ADX + MA — filter tren
MA menunjukkan arah, ADX menunjukkan kekuatan. Entry hanya ketika harga di atas MA dan ADX > 25. Lewatkan sinyal datar ketika ADX < 20.

Peringatan risiko: Meski indikator saling melengkapi, tidak ada setup yang sempurna. Selalu trading dengan stop-loss dan take-profit. Indikator bisa memandu, tetapi disiplin dan manajemen risiko yang menjaga modal Anda.
Sebagian indikator memberi sinyal lebih awal, sementara yang lain mengonfirmasi sesuatu yang sudah berjalan. Pahami fungsi masing-masing agar Anda bisa memilih alat yang tepat untuk situasi tertentu.
Indikator leading Indikator leading digunakan untuk “mendahului” harga. Indikator ini memberi sinyal sebelum pergerakan benar-benar terjadi. Trader memakainya untuk mengantisipasi potensi reversal atau breakout yang akan datang.
Contoh: RSI, Stochastic, dan Fibonacci retracement.
Sangat berguna saat pasar berkonsolidasi/ranging atau berada di level yang berpeluang berbalik.
Tidak selalu akurat. Jika tren sangat kuat dan terus berlanjut, indikator leading bisa “memanggil” reversal yang tidak terjadi.
Indikator lagging Indikator lagging mengikuti harga dan mengonfirmasi apa yang sudah berlangsung. Indikator ini tidak dirancang untuk menangkap awal pergerakan, melainkan meredam kebisingan dan membantu melihat tren.
Contoh: Moving average (MA), MACD, Bollinger Bands, ADX, dan Ichimoku.
Paling efektif untuk mengikuti momentum di pasar yang sedang tren.
Karena konfirmasi datang belakangan, Anda mungkin melewatkan titik entry yang ideal.
Gunakan keduanya
Indikator leading bisa menyoroti potensi setup, sementara indikator lagging memberi tahu jika pergerakan itu benar-benar punya kekuatan. Misalnya, RSI menunjukkan kondisi oversold. Itu adalah petunjuk leading. Jika MACD juga mengarah ke tren naik, itu adalah konfirmasi lagging. Keduanya bersama-sama memberi alasan lebih kuat untuk mengambil posisi long.
| Kasus penggunaan | Hal yang perlu diperiksa | Indikator terbaik |
| Arah tren | Apakah pasar bergerak naik atau turun? | Moving Average, MACD, Ichimoku |
| Kekuatan tren | Apakah tren kuat atau lemah? | ADX, Ichimoku |
| Momentum & kelelahan | Apakah momentum melemah? | RSI, Stochastic, MACD |
| Volatilitas | Seberapa besar rata-rata pergerakan harga? | ATR, Bollinger Bands |
| Support & resistance | Di mana harga mungkin berhenti atau berbalik? | Fibonacci retracement, Ichimoku Cloud, Bollinger Bands |
| Breakout | Apakah pergerakan besar akan terjadi? | Bollinger Band Squeeze, ADX, Moving Average |
| Penempatan stop dan target | Di mana menempatkan stop dan profit yang realistis? | ATR, Fibonacci extension |
Setup terbaik sekalipun bisa berujung rugi tanpa manajemen risiko yang solid. Setiap transaksi harus punya aturan jelas untuk stop, target profit, dan ukuran posisi.
Ukuran posisi
Risiko maksimal sebesar 1–2% dari saldo akun untuk satu transaksi.
Stop
Tempatkan stop di luar level struktur yang jelas: swing high/low terbaru, tepi Bollinger Band, level Fibonacci retracement, atau batas Ichimoku Cloud.
Target profit
Bidik profit setidaknya dua kali besar stop Anda. Gunakan level logis untuk exit, seperti Fibonacci extension, Bollinger Band sisi berlawanan, atau zona support dan resistance utama.
1. Hanya Mengandalkan satu indikator
Tidak ada alat tunggal yang bisa memberi tahu persis saat harus buy atau sell. Gunakan minimal dua indikator yang saling melengkapi, misalnya indikator tren dipasangkan dengan alat momentum.
2. Mengabaikan kondisi pasar
Jika Anda memakai oscillator, seperti RSI atau Stochastic, saat tren sangat kuat, indikator ini sering “berteriak” reversal terlalu dini. Tentukan dulu jika pasar sedang tren atau ranging, lalu pilih indikator yang sesuai dengan kondisi tersebut.
3. Terlalu mengutak-atik pengaturan indikator
Menggoda rasanya terus mengubah pengaturan sampai grafik historis terlihat sempurna. Ini disebut curve-fitting, dan biasanya gagal saat trading live. Tetaplah pada default umum, seperti RSI 14 dan MACD 12-26-9, atau moving average di 20, 50, dan 200. Ubah hanya jika Anda punya alasan jelas.
4. Berharap indikator bisa memprediksi masa depan
Indikator bisa memberi sinyal, tetapi tidak tahu masa depan, dan pasar tidak bisa diprediksi. Indikator mengambil aksi harga masa lalu dan menampilkannya agar pola lebih mudah terlihat. Gunakan sebagai panduan dan selalu cari konfirmasi sebelum bertindak.
5. Menggunakan terlalu banyak indikator
Memenuhi grafik dengan terlalu banyak indikator hanya menimbulkan kebingungan. Anda akan mendapat sinyal yang saling bertentangan dan tidak akan tahu mana yang harus diikuti. Fokuslah pada dua atau tiga yang mencakup hal penting: tren, momentum, dan volatilitas atau struktur.
Indikator apa yang bagus untuk pemula?
Moving Average, RSI, dan MACD mudah dibaca dan memberi informasi tentang tren, momentum, serta potensi pembalikan.
Bagaimana cara menggabungkan indikator?
Jangan menggabungkan indikator yang semuanya menunjukkan jenis informasi yang sama. Variasikan tiga jenis berbeda agar mendapat gambaran menyeluruh.
Apakah pengaturan perlu disesuaikan?
Pengaturan default sudah cukup. Anda bisa menyesuaikannya nanti jika sudah paham atas dampak perubahan tersebut.
Kesalahan apa yang sering dilakukan trader?
Menggunakan terlalu banyak indikator atau mempercayainya tanpa memeriksa aksi harga. RSI bisa menunjukkan overbought, tetapi itu tidak selalu berarti pergerakan sudah selesai.
Overbought
Harga sudah naik terlalu jauh, terlalu cepat. Trader sering mengantisipasi pullback dari sini. Tanda umum adalah RSI di atas 70 atau Stochastic di atas 80.
Oversold
Harga turun terlalu cepat, dan banyak trader mencari pantulan (bounce). Anda akan sering melihat RSI di bawah 30 atau Stochastic di bawah 20.
Divergensi
Kadang harga dan indikator tidak sejalan. Harga bisa mencetak high baru, tetapi RSI membentuk lower high. Ketidakcocokan seperti ini sering menandakan momentum mulai kehabisan tenaga.
Standard Deviation
Ini adalah cara mengukur volatilitas. Pada Bollinger Bands, saat pita melebar, artinya standard deviation lebih tinggi dan pasar lebih fluktuatif. Saat pita menyempit, volatilitas lebih rendah.
Retracement
Dalam tren, harga tidak bergerak lurus naik atau turun. Sering ada tarikan balik sebagian sebelum berlanjut. Misalnya, saat tren naik, harga bisa turun ke level Fibonacci 38,2% sebelum naik lagi. Tarikan balik itu disebut retracement.
Extension
Extension adalah level Fibonacci yang melampaui 100 persen. Trader sering memakainya untuk menetapkan target profit. Level 127,2 persen dan 161,8 persen adalah dua yang paling umum.
Support
Level harga di mana pembeli cenderung masuk dan menghentikan penurunan. Banyak trader berharap harga memantul ketika mencapai level support.
Resistance
Level di mana penjual biasanya menahan kenaikan harga. Trader sering memperkirakan rally akan tertahan atau mengalami pullback di level resistance.
Indikator Lagging
Indikator yang bereaksi setelah harga bergerak. Ini mengonfirmasi tren ketika sudah berlangsung.
Indikator Leading
Indikator yang memberi sinyal lebih awal bahwa pembalikan mungkin akan terjadi.